Luas lahan pepaya milik Supadi mencapai 3 hektare. Populasi 3.000 tanaman per hektare. Meski demikian petani di Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, itu belum sanggup memenuhi semua permintaan buah. Seorang pedagang di Jakarta meminta pasokan rutin 6—8 ton per hari. Padahal permintaan dari Jakarta juga datang dari pedagang lain. Ada pula permintaan 1 ton setiap 5 hari dari pedagang di Kota Surabaya, Jawa Timur.
Petani pepaya sejak 2020 itu baru sanggup melayani 3 ton per 5 hari setara 5—10%. Pria 48 tahun itu menjual buah pepaya Rp8.000—Rp10.000 per kilogram. Omzet perniagaan pepaya mencapai Rp24 juta—Rp30 juta per 5 hari. Menurut Supadi ceruk pasar pepaya masih besar jika petani sanggup memenuhi persyaratan.
Berlangganan Trubus Member untuk Baca Lengkap Seluruh Konten

Sekali konsumsi
Para pedagang mensyaratkan buah mulus, tidak cacat, dan berukuran 500—1.000 gram. Buah dengan bobot itu dapat dikonsumi sekali habis oleh seorang. Jadi, konsumen tidak perlu menyisakan potongan untuk hari esok. Artinya buah tetap segar setiap kali konsumsi. Selain itu tingkat kemanisan buah minimal 12o briks. Ahli buah dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Slamet Susanto, M.Sc. mengatakan, pepaya unggul memiliki kandungan gula di atas 10% briks dan kandungan asam di bawah 1%.
Di kalangan pemasar, buah yang memenuhi syarat itu dikategorikan sebagai pepaya premium. Menurut Supadi pedagang pepaya konvensional tidak mensyaratkan tingkat kemanisan buah. Itulah sebabnya, “Kami menonjolkan (tingkat kemanisan itu, red) sebagai kelebihan,” kata pria berumur 48 tahun itu. Bahkan, potensi tingkat kemanisan pepaya hawai arum 16obriks. Nilai itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan syarat minimal memasok pasar pasar swalayan yang hanya 11—13 o briks.
Supadi memilih pepaya jenis hawai. Namanya arum karena saat buah matang beraroma harum. Ia tertarik mengebunkan pepaya hawai arum karena buah pepaya betina (berbentuk membulat) pun laku di pasaran. Harga pepaya arum betina sama dengan buah pepaya hermafrodit (bentuk buah lonjong). Alasannya cita rasa buah pepaya betina hawai arum sama dengan buah hermafrodit. “Hanya berbeda bentuk buah,” kata Supadi.

Bandingkan dengan jenis pepaya lain, harga buah betina lebih rendah daripada harga buah hermafrodit. Bahkan, pepaya betina jenis lain tidak laku sama sekali. Kemunculan buah pepaya betina di sebuah tanaman mencapai 20%. Di pasaran terdapat beberapa jenis pepaya, yakni hawai, california, dan pepaya bangkok. Selain hawai arum, pepaya lain yang termasuk kategori premium adalah calina dan merah delima. Produsen pepaya arum adalah PT Tunas Agro Persada, calina (Institut Pertanian Bogor), dan merah delima (Balai Penelitian Tanaman Buah). Tingkat kemanisan ketiga pepaya itu (arum, calina, dan merah delima) bisa di atas 12o briks.
Supadi mengatur penanaman agar panen berkelanjutan. Sekali menanam 500 bibit di lahan 5.000 m2. Pengaturan tanam itu memungkinkan Supadi memanen 2—3 ton pepaya setiap 5 hari. Menurut Supadi 70—80% hasil panen itu lolos kriteria buah eksklusif. Harap mafhum, Supadi menerapkan budidaya intensif. Sementara buah yang tidak memenuhi kriteria itu biasanya berbobot lebih besar atau justru lebih rendah. Meski demikian, buah itu tetap terjual ke pengepul. Harganya lebih rendah, hanya Rp4.000 per kg. Keruan saja omzet Supadi dari bisnis pepaya menggelembung.

“Penjualan pepaya berbobot lebih dari 1 kg ada menurun. Sementara tren penjualan pepaya jenis hawai cenderung naik sejak 2020,” kata Manajer Pengembangan Bisnis PT Laris Manis Utama, Vendi Tri Suseno, S.T.P. Menurut Direktur Pemasaran, PT Tunas Agro Persada, Cipto Legowo pepaya hawai menjadi buah pilihan kaum milenial atau generasi muda. Alasannya ukuran buah personal size (500—800 gram) atau memungkinkan habis sekali konsumsi. “Tren konsumsi pepaya ala milenial dengan cara menyendok,” kata Cipto.
Menurut data Badan Pusat Statistik (2022) produksi pepaya Indonesia 84.000 ton per bulan. Menurut Cipto sekitar 20% dari produksi total itu merupakan pepaya premium. Pasar premium menghendaki sortasi lebih ketat (ukuran, penampilan, dan kebersihan), pengemasan menggunakan jaring buah (netfoam), dan label.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pun menunjukkan adanya peningkatan konsumsi pepaya per kapita per pekan. Pada 2019, 70 gram per pekan dan meningkat menjadi 80 gram per pekan pada 2020. Lonjakan konsumsi per kapita itu juga mendongkrak permintaan buah. Hal itu menjadi peluang mengebunkannya. Pekebun di Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Ali Imron dan Budi Nurkhoiri, menangkap peluang itu.

Pepaya hawai arum masih sangat prospek karena pasokan masih terbatas. Ali belum sanggup melayani permintaan seorang pedagang di Jakarta yang mencapai 10 ton per hari. Budi menanam pepaya hawai pada awal 2022. “Kami baru panen perdana 200 tanaman,” kata Budi. Pasokan baru sekitar 50 kg per 5 hari. Permintaan jauh melebihi produksi. Andai produksi meningkat 2—3 kali lipat pun masih terserap pasar.
Di Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Wing Karsagin juga mengebunkan pepaya hawai arum. Wing memasok 2—3 ton pepaya hawai arum per pekan dari lahan seluas 15 ha yang tersebar di Kabupaen Tegal, Jawa Tengah dan Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Hasil panen itu untuk memasok pembeli di Jakarta. “Padahal permintaan bisa 2 ton per hari,” kata pekebun pepaya sejak 2017 itu.
Menurut pengepul pepaya hawai arum di Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Lya Indhah, permintaan terbesar pepaya jenis hawai arum masih didominasi dari Jakarta dan sekitarnya (Bodetabek). “Permintaan Jakarta bisa mencapai 10 ton per hari,” kata pengepul pepaya sejak 2018 itu. “Jika sudah bisa memenuhi kriteria yang diinginkan pasar Jakarta, kemungkinan kota besar lain pun bisa masuk,” kata Lya. Pasar di Kota Surabaya, Jawa Timur dan Bali pun kian tumbuh. “Sudah ada permintaan minimal 1 ton per hari dari kedua daerah itu,” kata Lya.

Menurut Vendi Tri Suseno ceruk pasar pepaya hawai tidak melulu Jakarta dan sekitarnya. Permintaan pepaya potensial tumbuh di kota besar lain di Indonesia. “Pasar Sumatra dan Kalimantan pun potensial,” kata alumnus Unievrsitas Gadjah Mada itu. Artinya dengan distribusi merata dan makin besarnya pasar tidak perlu risau ketika produksi berlebih. Slamet Susanto yang juga menjabat ketua Umum Perhimpunan Hortikultura Indonesia mengatakan, pepaya salah satu jenis buah yang digemari masyarakat karena rasanya yang manis tidak masam dan kemudahan mengonsumsi.
Doktor Hortikultura alumnus Ehime University, Jepang, itu mengatakan bahwa gizi pepaya cukup tinggi, mengandung berbagai vitamin dan mineral. Dengan bobot yang sama, kandungan vitamin C buah papaya tidak kalah dengan kandungan vitamin C buah jeruk.
Vendi mengatakan salah satu cara mengefisiensikan distribusi adalah menanam pepaya dekat dengan pasar. Harap mafhum, waktu optimal pepaya hanya sepekan setelah petik. Membidik pasar ekspor negeri jiran seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam pun amat memungkinkan jika lokasi kebun dekat negara tujuan.