Peternak di Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Yusuf Munandar semringah melihat peningkatan bobot domba di kandangnya rata-rata 2,5—3 kg saban bulan. Peternak sejak 2018 itu mengatakan, lazimnya peningkatan bobot anakan domba di bawah 1 tahun paling tinggi hanya 1,5 kg per bulan. Artinya peningkatan 1 kg—1,5 kg per bulan di atas rata-rata.
Peningkatkan bobot domba secara optimal itu setelah Yusuf memberikan pakan silase dengan tambahan starter probiotik kefir (lihat ilustrasi: Bikin Prebiotik kefir). “Tentu penambahan tidak instan, itu baru terlihat 1—2 bulan setelah pemberian pakan silase dengan starter kefir,” kata Sarjana Peternakan alumnus Institut Pertanian Bogor itu. Pemberian pakan silase pada sebulan setelah kedatangan domba. Porsi silase hanya 1/3 dari total hijauan sebagai adaptasi pakan.
Berlangganan Trubus Member untuk Baca Lengkap Seluruh Konten

Kian lahap
Menurut Yusuf para peternak domba biasanya membeli bibit di bawah 1 tahun agar hasil optimal. Mereka memelihara bibit berumur 6—7 bulan berbobot rata-rata 15 kg. Namun, saat proses pindah kandang bobot ternak bisa turun karena stres. Misal ketika membeli domba berbobot 15 kg. Namun, setelah pindah kandang bobot turun menjadi 14,5—14,7 kg karena stres. Setidaknya butuh adaptasi 1 bulan agar penggemukan optimal.
Pada bulan pertama konsumsi pakan mencapai 10—15% dari bobot tubuh domba. Artinya domba berbobot 15 kg itu membutuhkan pakan 1,5—2,25 kg per hari. Adapun jumlah silase hanya sepertiga dari jumlah pakan hijauan itu setara 0,5—0,75 kg. Setelah mengonsumsi silase, peningkatan bobot domba pada bulan pertama 1,5—2 kg. Setelah adaptasi, lazimnya 1—2 pekan domba makin lahap menikmati silase. Pada bulan berikutnya barulah pemberian pakan silase bisa optimal. Hijauan bisa sepenuhnya menggunakan silase. Hasilnya sebulan setelah menggunakan pakan silase penuh, potensi kenaikan bobot bisa mencapai 2,5—3 kg per bulan. Masa pembesaran 6 bulan, artinya potensi bobot domba minimal 30 kilogram pada umur setahun. Bandingkan dengan domba tanpa silase hanya berbobot 21—24 kg pada umur yang sama.
Menurut dokter hewan alumnus Institut Pertanian Bogor, drh. Benediktus Bobby Chrisenta, pembuatan silase sebetulnya bisa tanpa penambahan starter probiotik. Pada tanaman pun sudah ada bakteri alami. Namun, seiring meningkatnya pengetahuan penambahan probiotik untuk starter silase kian lazim, tujuannya menyempurnakan fermentasi. Menurut Bobby konsep pembuatan silase sebetulnya pakan cadangan saat pakan sulit (Lihat Trubus edisi Desember 2019, “Cadangan Pakan Saat Kemarau,”).
Namun, kandungan nutrisi menjadi kian optimal jika ditambah starter probiotik. Fermentasi meningkatkan kandungan protein pada pakan. Wajar saja bila peternak memanfaatkan silase untuk mengoptimalkan pertumbuhan ternak. Kefir salah satu makanan kaya probiotik, sehingga bisa menjadi pilihan sebagai starter untuk pakan silase. Bobby yang juga mengelola peternakan domba itu menuturkan, salah satu kandungan kefir Lactobacilus plantarum pun baik untuk pencernaan ternak.
Bobby mengatakan, ragi pada kefir meningkatkan ketercernaan pakan. Ketercernaan tinggi itulah yang bisa membuat domba kian lahap mengonsumsi silase, secara tidak langsung bisa memengaruhi pertumbuhan satwa anggota keluarga Bovidae itu. di Kota Bandung, Jawa Barat, Didin Muhidin pun kerap menambahkan whey kefir pada pakan dan minuman ternak. Whey merupakan lapisan bening di bagian paling bawah saat proses pembuatan kefir.
Menurut Muhidin pembeiran pakan wheyatau kefir juga berfaedah bagi kebersihan kandang. Domba yang mengonsumsi silase atau whey menghasilkan kotoran tidak berbau menyengat. Jadi, ibarat sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Pakan awet, ternak bongsor, dan tidak mencemari lingkungan. (Muhamad Fajar Ramadhan)