Hermetia Hebat
Larva Hermetia illucens makhluk yang menakjubkan. Panjang tubuhnya 4 mm, lebar 1,5 mm. Ia mampu makan dua kali lipat bobot tubuhnya. Jika disetarakan dengan manusia, sekali makan menghabiskan 1.400 hotdog. Itulah sebabnya pertumbuhan larva juga fantastis: umur dua pekan pertumbuhan 15.000 kali. Porsi makan yang luar biasa banyak itu berkah bagi manusia. Harap mafhum, larva itu menyantap sampah organik.
Selama ini sampah, terutama di perkotaan, menjadi masalah. Jumlah sampah di kota-kota besar menggunung. Sekadar contoh, masyarakat Jakarta “menghasilkan” 7.000 ton sampah setiap hari. Magot atau larva anggota famili Stratiomyidae itu mampu mengatasi problem sampah perkotaan.
Makhluk itu begitu “rakus” makan sebagai tabungan untuk menghasilkan energi ketika dewasa kelak. Ketika menjadi serangga dewasa, mereka tak lagi makan sehingga perlu cadangan energi di tubuhnya.
Usia dewasa mereka hanya selama 6—7 hari dan tidak makan apa pun. Mereka hanya terbang berseliweran untuk mencari pasangan. Setelah berkopulasi, jantan akan mati. Demikian pula betina, setelah bertelur—hingga 500 butir—usai sudah tugas mereka. Masa hidup terlama justru sebagai larva, yakni 2—3 pekan. Itulah yang membedakan dengan lalat rumah Musca domestica, masa larva singkat dan serangga dewasa lebih lama. Masyarakat internasional menyebut Hermetia illucens dengan nama black soldier fly (BSF).
Sebutan lalat—fly—cenderung dipersepsikan negatif antara lain serangga penyebar penyakit. Padahal, tentara hitam itu sama sekali tidak menyebarkan penyakit. Keberadaannya justru berdampak positif bagi lingkungan karena amat cepat mengurai sampah. Di sisi lain ia pun bermanfaat bagi para peternak ikan konsumsi dan ikan hias. Para peternak memanfaatkan larva tentara hitam sebagai sumber pakan ikan atau unggas.
Faedah yang serbaguna itulah yang mendorong redaksi Majalah Trubus menampilkannya sebagai materi topik pada edisi Agustus 2018. Para reporter pun berbagi tugas. Kepala kompartemen Satwa, Riefza Vebriansyah ke lokasi pembuangan akhir di Bantargebang, Jakarta Timur. Reporter Muhamad Fajar Ramadhan mewawancarai Prof. Dr. Ir. Agus Pakpahan. Demikian pula para reporter yang lain mengumpulkan informasi dari para pelaku bisnis, eksportir, para ahli, dan narasumber lain.
Sahabat Trubus, selamat menikmati sajian kami.