Gema Paku Bumi, S.Si., M.Si., meyakini lobster air tawar (LAT) salah satu komoditas air tawar paling potensial. Buktinya Gema belum mampu memenuhi permintaan. Padahal pembudidaya di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, itu menjual LAT dengan harga fantastis mencapai Rp170.000 per kg. Harga itu tergolong tinggi untuk komoditas perikanan air tawar. “Permintaan dari salah satu supermarket di Yogyakarta hingga 6 ton per bulan dan belum terpenuhi,” kata Gema. Harap mafhum kapasitas produksi Gema baru 100 kg saban bulan.
Peningkatan produksi wajib dilakukan untuk memenuhi permintaan itu. Tentu peternak mesti membudidayakan LAT secara tepat dan intensif. Pasalnya, budidaya asalasalan berujung pada kegagalan panen. (Lihat Trubus edisi Juni 2022 “Banyak Aral Beternak Lobster” halaman 56). Menurut peternak di Kelurahan Cicadas, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat, Muhammad Hasbi Haris, membudidayakan lobster berarti menjaga kualitas air. “Terpenting menjaga kandungan oksigen terlarut. Idealnya hingga 6 ppm,” kata Hasbi.
Berlangganan Trubus Member untuk Baca Lengkap Seluruh Konten

Alasannya habitat hewan anggota famili Parastacidae itu berasal dari sungai berarus agak deras sehingga memerlukan oksigen terlarut tinggi. Hal lain yang harus diperhatikan yaitu memberikan pakan 2—3% dari bobot total tubuh per hari. “LAT hewan yang memiliki eksoskeleton atau tulang luar sehingga membutuhkan pakan kaya kalsium agar pertumbuhan optimal,” kata Hasbi. Memberikan pakan berupa hewan bercangkang seperti bekicot menjadi alternatif pemenuhan kalsium bagi LAT.
Menurut Gema LAT termasuk hewan omnivora sehingga pakan bisa berupa bahan nabati dan hewani. Pembudiaya bisa memberikan kombinasi beragam biji-bijian dan pakan hewani. Pemberian pakan 2—3 kali sehari. “Jika pemberian 2 kali sehari, saat pagi memberikan pakan hewani seperti cacing dan biji-bijian ketika malam. Bisa juga selang satu hari pakan hewani, hari berikutnya biji-bijan,” kata pembudidaya LAT sejak 2010 itu. Makin bervariasi pemberian pakan semakin merangsang nafsu makan LAT sehingga pertumbuhan kian optimal. Gema menambahkan, 75% pakan diberikan pada malam hari karena LAT termasuk hewan nokturnal. (Muhamad Fajar Ramadhan)