Arief Aryo Tedjo masygul ibundanya berpulang setelah 5 hari menjalani perawatan akibat Covid-19 di rumah sakit. “Awal ibu masuk rumah sakit masih dinyatakan negatif. Kemudian dilakukan tes kedua seiring menurunnya kondisi kesehatan ibu. Hasilnya terbukti positif dan masuk ke Intensive Care Unit (ICU),” kata pria asal Kota Bandar Lampung, Lampung, itu. Penyakit diabetes yang diderita ibunda Arief diduga memperparah risiko gejala Covid-19.
Kemudian Arief terserang pilek, meriang, lemas, serta tidak bisa membaui dan mencecap (anosmia) di tengah suasana berkabung. Bobot tubuh Arief pun menurun menjadi 64 kilogram (kg) semula 70 kg. Istri, anak, bibi, dan asisten rumah tangga Arief mengalami gejala serupa. Mereka pun memeriksakan diri. Hasil laboratorium menunjukkan Arief dan anggota keluarga lainnya terbukti positif Covid-19.
Berlangganan Trubus Member untuk Baca Lengkap Seluruh Konten

rutin mengonsumsi kefir.
Khasiat kefir
Dokter pemerika meresepkan 7 jenis obat untuk meredakan gejala. Namun, Arief lebih memilih menggunakan herbal sebagai solusi kesembuhan. Ia menjalani isolasi mandiri di kediamannya. Arief teringat pada kefir ketika
menghadiri seminar mengenai diet ketogenik dan susu fermentasi pada 2017. Saat itu ia bisa membuat kefir sendiri yang bibitnya berasal dari produsen kefir asal Kota Bandar Lampung, Laksono Adhi Muladhi.
“Produksi kefir sekadar untuk konsumsi keluarga, bukan untuk dijual,” kata ayah 3 anak itu. Saat itu ia juga tidak rutin mengonsumsi minuman probiotik asal Pegunungan Kaukasus itu. Selain kefir, Arief juga mengonsumsi minyak zaitun dan fermentasi bawang putih madu hitam. Adhie Lam—panggilan akrab Laksono Adhie Muladhi—pun memberikan kefir kolostrum (kefir asal susu sapi 24 jam pasca melahirkan) untuk mendukung kesembuhan Arief.
Takarannya 2 sendok makan kefir kolostrum serta masingmasing 1 sendok makan minyak zaitun dan fermentasi bawang putih madu hitam. Pemilik rumah makan itu mengonsumsi kombinasi herba itu 2 kali sehari pada pagi dan malam. Herba pendukung lainnya yakni 2 butir habattusauda pada pagi dan malam. Arief tidak mengonsumsi obat yang diresepkan dokter.

Dua pekan berselang Arief merasakan gejala Covid- 19 sirna. “Anggota keluarga lain juga sama. Bahkan ada yang pulih lebih cepat,” kata Arief. Setelah pemeriksaan ulang, semua anggota keluarga Arief terbukti negatif dan sembuh dari Covid-19. Menurut Adhie Lam kefir kolostrum bisa dibilang paling efektif untuk memulihkan kesehatan akibat serangan korona. Kolostrum paling kaya gizi berpadu dengan probiotik kian mengoptimalkan sistem imunitas tubuh.
Namun, bahan baku kolostrum relatif sulit sehingga harganya mahal. Harga satu liter kefir kolostrum Rp300.000. Alternatif kefir Madu susu kambing dan kefir susu sapi yang lebih ekonomis karena harga keduanya kurang dari Rp100.000 per liter. Adhie pun berkreasi membuat produk gabungan antara kefir serta berbagai rimpang dan herba lain seperti kunyit, jahe, kayu manis, dan lada. Tujuannya agar
khasiat kefir lebih optimal.

Bukan obat
“Berbagai jenis kefir bisa dimanfaatkan untuk penyembuhan dan meningkatkan sistem imunitas tubuh,” kata penggiat kefir sejak 2010 itu. Kini Arief rutin mengonsumsi kefir minimal sekali setiap hari untuk pencegahan penyakit. Produsen kefir di Kota Cimahi, Jawa Barat, Teddy Cahya Setyadi, mengatakan, alternatif jenis kefir lain yang bisa digunakan untuk membantu penyembuhan gejala Covid-19 yaitu kefir fermentasi lambat (Lihat “Proses Lambat Kian Berkhasiat” halaman 14).
Salah satu khasiatnya meredakan bronkopneumonia (peradangan paru-paru) akibat virus korona. Kelebihan kefir fermentasi lambat lainnya yaitu berisi banyak kefiran. Kefiran membalut saluran pernapasan dan pencernaan untuk mengeluarkan patogen dan memperbaiki fungsi kedua organ itu. “Area tubuh yang bermasalah akan terasa lebih hangat,” kata alumnus Universitas Padjadjaran itu.
Teddy menyarankan mengonsumsi 200 ml kefir fermentasi lambat masing-masing 3 kali sehari untuk memulihkan kondisi pasien bergejala Covid-19. Rinciannya setelah sarapan, sebelum makan siang, dan setelah makan malam. Lazimnya paru-paru pulih setelah 5—7 hari mengonsumsi kefir fermentasi lambat. Menurut dokter di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, dr. Cahyo Purnomo, kefir bukan obat.
Namun, kandungan probiotik dalam kefir menyehatkan saluran pencernaan dan membantu pemulihan. Kefir pun meningkatkan kekebalan tubuh secara umum terhadap berbagai infeksi. “Mengonsumsi kefir salah satu senjata menghadapi Covid-19. Kefir membantu pemulihan dengan mencegah penderita Covid- 19 jatuh pada kondisi lebih berat,” kata dokter alumnus Universitas Brawijaya itu.
Hasil riset dari peneliti di Laboratorium Fakultas Kedokteran, Universitas Jember, Desie Dwi Wisudanti, mengungkapkan, kefir meningkatkan respons imun melalui stimulasi sekresi sitokin interleukin-10 (IL-10). Sitokin IL- 10 diproduksi oleh bermacam-macam sel imun antara lain monosit teraktivasi, sel T (CD4+ dan CD8+), makrofag, dan sel dendritik. Sitokin IL-10 memiliki efek biologis yang beragam termasuk sebagai imunoregulator dan efek antiinflamasi.

Kefir unggul
Sitokin IL-10 dapat menekan respons proinflamasi dan membatasi kerusakan yang tidak penting akibat inflamasi. Dengan demikian, sitokin golongan IL-10 memiliki fungsi yang sangat diperlukan untuk mengatasipenyakit menular dan inflamasi. Ahli nutrisi dan pengobatan holistik di Jakarta, Susan Hartono, M.Sc., C.Ht., mengatakan, kefir menjaga kesehatan mikrobiota usus sehingga meningkatkan sistem imunitas tubuh. Kefir dapat dikatakan lebih superior dibandingkan dengan pangan probiotik sejenis.
Alasannya kefir mengandung lebih beragam strain dan jumlah bakteri baik ketimbang pangan probiotik lain. Mikroorganisme pada kefir mampu mengkolonisasi bakteri lain sehingga melindungi usus dari bakteri patogen penyebab infeksi. Adapun mikroorganisme pada pangan probiotik lain hanya lewat (transien). “Meski transien juga berperan baik pada usus,” kata Susan. Lebih lanjut ia menuturkan 70% sistem imunitas terletak pada sistem pencernaan. Jadi, memperkuat kesehatan pencernaan dan mikrobiota adalah kunci memiliki daya tahan tubuh kuat.
Meski kefir secara umum baik untuk kesehatan, pastikan mencoba kefir dengan dosis yang sangat rendah. Lalu bertahap bisa ditingkatkan porsinya sambil mengamati respons tubuh. Mengonsumsi dalam dosis besar sekaligus berisiko terjadi healing crisis atau reaksi detoks berlebihan. “Jika sudah yakin tidak ada reaksi negatif apapun, maka konsumsi maksimum per hari sekitar 200 ml kefir,” kata Susan.