Kawan Lama yang Pulang
Media massa tak ubahnya makhluk hidup dan berupaya untuk mempertahankan kehidupan. Begitu pandangan teori ekologi media. Oleh karena itu, untuk mempertahankan kehidupan, maka media memerlukan sumber-sumber kehidupan, yakni isi (content), khalayak (audiences), iklan (capital). Dalam kehidupannya, media massa pun saling berkompetisi untuk memperebutkan ketiga sumber kehidupan itu.
Perebutan sumber kehidupan itu kini kian ketat ketika lahir media daring. Namun, di mata Floribertus Rahardi, Majalah Trubus tetap memiliki peluang besar untuk bertahan. Secara teori media generalis memang lebih mudah bertahan. Namun, media spesialis seperti Trubus juga berpeluang besar. “Dunia pertanian tak akan pernah mati selama manusia masih memerlukan makan,” kata F. Rahardi dalam diskusi dengan awak redaksi, iklan, dan pemasaran serta dewan direksi Majalah Trubus.
Diskusi berlangsung santai di Wisma Hijau, Kota Depok, pada 9 Mei 2017. Bagi kami FR—begitu sapaan F. Rahardi di kalangan wartawan Majalah Trubus—bukan orang baru. Pria kelahiran Ambarawa, Kabupaten Semarang, 10 Juni 1950 itu pernah menjadi wakil pemimpin redaksi Trubus hingga 1999. Itulah sebabnya pada awal diskusi, Rahardi menyampaikan dirinya ibarat kawan lama yang pulang ke rumah. Itulah sebabnya sebelum dan setelah diskusi, acara kangen-kangenan tak terelakkan.
Berkaitan dengan ekologi media, Majalah Trubus pun berupaya menyajikan isi yang menarik dan berfaedah bagi para khalayak. Pada edisi Juni 2017 Majalah Trubus mengulas strategi menembus pasar sayuran hidroponik. Masyarakat perkotaan tetap dapat berkebun sayuran. Mereka memanfaatkan teras, halaman, atau dak rumah. Agar pasokan berkesinambungan, belasan pelaku hidroponik rumahan itu membentuk sebuah klaster.
Sahabat Trubus, selamat menikmati sajian kami.