Laba Lada Rp 10-Juta/Bulan

Majalah TrubusLaba Lada Rp 10-Juta/Bulan

Judul

:

Laba Lada Rp 10-Juta/Bulan

Edisi

:

September

Tahun Terbit

:

2016

Jumlah Halaman

:

148

Tersedia dalam 

:

Digital

Kategori

:

Perview

Lada dan Buah

Beberapa bulan terakhir ini percakapan di dalam grup jejaring sosial yang diikuti redaksi Trubus kerap kali berisi tentang gairah bertanam lada perdu. Harap mafhum lada perdu dianggap punya sejumlah keunggulan dibandingkan dengan lada rambat. Lada perdu hanya setinggi 1 m sehingga buah gampang dipanen; lada rambat tumbuh merambat di tajar setinggi 3—4 m. Soal produktivitas per tahun yang hanya 0,4 kg per tanaman (umur 3 tahun) memang kalah dibanding dengan produksi lada rambat yang mencapai 1 kg per tanaman per tahun pada umur sama.

Namun, lada perdu lebih cepat berproduksi: umur 8 bulan setelah tanam. Lada rambat mulai berbuah umur 3 tahun. Lagi pula pekebun menghemat biaya investasi hingga 63% karena tidak perlu menyiapkan tiang rambatan. Lada perdu sejatinya bibit lada rambat yang diambil dari tunas samping lada biasa. Karena bersosok pendek dan tajuknya ringkas, lada perdu cocok untuk penanaman di perkotaan.

Meski demikian bukan berarti penanaman lada perdu tanpa aral. Karena sosok pendek, justru pekebun kerap mengeluh capai membungkuk saat panen. Belum lagi potensi serangan penyakit tular tanah akibat cipratan air hujan lebih gampang menyerang. Terlepas dari itu, penanaman lada baik perdu maupun rambat memang tengah merebak. Sentra penanaman lada yang semula di Bangka dan Belitung meluas hingga ke Jawa dan Kalimantan.

Musababnya harga lada yang ajek tinggi. Harga di tingkat pekebun pada Agustus 2016—pada saat peliputan—mencapai Rp130.000 per kg kering. Harga itu bertahan bahkan cenderung naik sejak 5 tahun terakhir. Kenaikan itu terjadi karena pasar kekurangan pasokan. Menurut Direktur Eksekutif Ketua International Pepper Community, WDL Gunaratne, permintaan pasar dunia makin besar, tetapi produksi menurun karena faktor cuaca.

Kini ketika harga kembali terkerek naik, pekebun kembali melirik lada. Ketua Statistical Offiicer International Pepper Community, Moch Taufiq WH, menyebut harga tinggi bertahan hingga 4 tahun ke depan. Harga memang agak turun sedikit, tetapi masih lebih baik daripada 10 tahun terakhir. Pertumbuhan permintaan lada cenderung meningkat. Pembaca terhormat, sajian tentang peluang pasar mengebunkan lada kami sajikan sebagai topik utama edisi ini.

Sahabat Trubus, selamat menikmati sajian kami.

Berlangganan Trubus Member untuk Baca Lengkap Seluruh Konten

Dapatkan akses gratis Trubus Member hingga 31 Maret 2025