Bugar Berkat Hujan
Hujan datang mengguyur bumi. Namun, acap kali kita membiarkannya pergi begitu saja. Air hujan hanya menjadi limpasan yang mengalir deras di atas permukaan tanah. Harap mafhum ruang terbuka hijau di perkotaan sangat minim, kurang dari 20%. Di mana-mana jalan beton, tanah tertutup hunian dan bangunan lain, maka air hujan tak mampu meresap ke tanah. Padahal, dalam kehidupan air tak dapat tergantikan. Kebutuhan akan air mencapai 144 liter per orang setiap hari. Jika sebuah keluarga terdiri atas 4 orang, maka kebutuhannya mencapai 576 liter per hari.
Masyarakat sejatinya dapat menampung air hujan demi memenuhi kebutuhannya sendiri. Namun, sempitnya tanah kerap kali menjadi dalih untuk tidak memanfaatkan air hujan. Padahal, kita dapat membuat lubang resapan biopori di sekitar rumah untuk mengalirkan air hujan sebagai tabungan. Ketika hujan deras, lubang resapan biopori mampu menyimpan belasan liter air per jam. Dengan demikian air hujan tidak menjadi limpasan.
Cara lain menyiasati sempitnya tanah, maka masyarakat perkotaan bisa mengalirkan air hujan dari talang itu ke bak penampung air di bawah garasi, misalnya. Hujan mestinya menjadi berkah bagi masyarakat. Jangan sampai kita baru menyadari pentingnya air hujan ketika kemarau berkepanjangan, saat hujan tak lagi datang. Memanen air hujan bukan sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi atau mencuci.
Bahkan, kini masyarakat juga mengolah air hujan untuk kebutuhan minuman sehari-hari. Sekadar contoh Wakijo di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, menampung air hujan di ember 120 liter. Ia mengelektrolisis air hujan itu selama 2 jam. Hasilnya air yang berpH 7—8 dan baik untuk kesehatan. Tiga tahun terakhir ia tidak pernah lagi membeli air minum dalam galon. Kebutuhan akan air minum tercukupi dari air hujan itu.
Bahkan, ada pasien penyakit “berat” seperti osteoporosis dan diabetes mellitus yang kondisinya terus membaik setelah rutin mengonsumsi air hujan. Begitu banyak faedah air hujan mendorong Majalah Trubus mengulasnya dalam rubrik topik. Kami juga mengundang para pembaca terhormat untuk mengikuti pelatihan cara memanen dan mengolah air hujan. Harapan kami air hujan yang datang tidak lagi kita sia-siakan hanya menjadi limpasan.
Sahabat Trubus, selamat menikmati sajian kami.